BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kemajuan
pendidikan salah-satunya tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam
pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih mengembangkan
profesionalisme dalam membelajarkan siswa dalam fungsinya sebagai fasilitator
pembelajaran. Terdapat banyak teori pembelajaran yang dikembangkan para ahli
dalam upaya memberikan masukan serta pengetahuan bagi para guru yang bertujuan
untuk menjadikan siswa didikannya unggul dan menjadi jaminan bagi masa depan siswa
itu sendiri baik yang akan melanjutkan pendidikannya atau yang akan terjun ke
masyarakat.
Proses pembelajaran di
kelas adalah salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilan belajar
siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat
dilakukan terhadap berbagai komponen seperti : siswa, guru, indikator
pembelajaran, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Guru sebagai salah
satu mediator dan komponen pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses
pendidikan, karena guru terlibat langsung di dalamnya.
Belajar
siswa berkaitan dengan motivasi belajarnya, dalam hal ini hubungan antar siswa
di kelas harus terjalin dengan baik. Siswa yang merasa tidak diterima oleh
kelasnya akan merasa tidak betah berada dalam kelasnya itu, sehingga motivasi
belajarnya pun berkurang (Karso,
1993-1994 : 108). Oleh karena itu, guru perlu melakukan tindakan
pengkondisian dimana siswa dapat melakukan kerja sama dalam kelompok yang lebih
kecil dan salah satu strateginya adalah dengan pembelajaran berkelompok atau
kooperatif, misalnya dengan pemberian tugas dan kerja kelompok.
Motivasi
belajar juga terpengaruh oleh keterlibatan siswa dalam proses belajar. Ketika
siswa merasa telah terlibat dalam suatu proses pembelajaran, maka akan timbul
kepercayaan diri dan semangat belajar lebih. Untuk itu, pembelajaran yang
berpusat pada siswa sangat disarankan dilakukan para guru dalam proses
pembelajaran di kelas.
Mengingat
proses belajar siswa yang tergantung motivasi seperti yang telah diuraikan,
maka penulis merasa perlu untuk memilih metode pembelajaran yang mencakup
keduanya yaitu pembelajaran yang bersifat kooperatif dan pembelajaran yang
berpusat pada siswa serta mampu mengkonstruksi pengetahuan konsep siswa. Untuk
itu, penulis meneliti tentang penerapan pembelajaran think-talk-write yang
termasuk pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Selain itu, jika
ditinjau dari langkah-langkah pembelajarannya model think-talk-write juga
termasuk model pembelajaran yang beraliran konstruktivisme.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis akan membahas penerapan metode think talk write (TTW) dalam pembelajaran Matematika.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis akan membahas penerapan metode think talk write (TTW) dalam pembelajaran Matematika.
B.
Rumusan Masalah
a) Pengertian dan konsep model pembelajaran Think Talk
Write (TTW).
b) Bagaimana prosedur penerapan model pembelajaran
Think Talk Write (TTW) di kelas.
c) Manfaat apakah yang diperoleh dari model
pembelajaran Think Talk Write (TTW).
C. Tujuan
Makalah ini
disusun dengan maksud agar lebih mamahami model pembelajaran Think Talk Write
(TTW) serta tata cara penerapanya di kelas.
BAB II
Pengertian dan Konsep Model Pembelajaran Think Talk
Write (TTW)
A. Pengertian think talk write (TTW)
Secara etimologi think talk write dalam kamus john. Echol , think
diartikan dengan"berfikir" talk diartikan “ berbicara “
sedangkan write diartikan sebagai "menulis"Jadi think talk
write bisa diartikan sebagai
berfikir, berbicera, dan menulis. Sedangkan startegi think talk write
adalah sebuah pembelajaran yang di mulai dengan berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya di
komunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil
presentasi. Sintaknya adalah informasi, kelompok (membaca-mencatat-menandai),
presentasi, diskusi, melaporkan.Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan
Laughin (dalam Ansari, 2003:36). Teknik
ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis.
Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa adalah strategi think-talk-write
(TTW). Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996: 82) ini pada
dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan
strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog
dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan
membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti
ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa.
Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,
mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui
tulisan.
Aktivitas
berfikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika
atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.
Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi
penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang
diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “ talk”
yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami.
Fase berkomunukasi
(talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara.
Menurut Huinker & Laughlin dalam Martinis (2008:86), pada umunya
berkomunikasi dapat berlangsung alami, tatapi menulis tidak. Proses komunikasi
dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun
di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Pemahaman dibangun
melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan
solusi atas masalah yang diberikan.
Diskusi pada fase talk ini merupakan
sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran siswa. Pada tahap talk,
tugas guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator guru
senantiasa harus memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok yang mengalami
kesulitan terutama dalam hal materi, baik itu diminta maupun tidak diminta.
Sebagai motivator, guru senantiasa memberi dorongan kepada siswa yang merasa
kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang
mendapatkan jalan buntu untuk menemukan suatu jawaban. Guru juga harus bisa
memotivasi siswa yang dalam kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat
pasif. Guru harus memberikan semangat kepada siswa yang bersangkutan bahwa
kegiatan diskusi yang sedang berlangsung adalah penting untuk dijalani, supaya
mereka dapat memahami sendiri.
Fase ”write” yaitu
menuliskan hasil diskusi/pada lembar kerja yang disediakan (LKS). Aktivitas
menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan
kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu
merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang
siswa tentang materi yang dipelajari (Martinis Yamin, 2008: 87). Aktivitas
menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru
melihat pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bagi guru dapat
memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide yang
sama. Aktivitas siswa selama tahap (write) ini adalah (1) menulis solusi
terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, (2)
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya
ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan
ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada
pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan, (4) meyakini bahwa pekerjaannya
yang terbaik yaitu legkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya (Martinis
Yamin, 2008: 87-88).
Tahap
terakhir dari strategi TTW adalah presentasi. Hal ini dimaksudkan agar siswa
dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang lebih besar yaitu dengan teman
satu kelas. Presentasi ini disampaikan oleh salah seorang perwakilan kelompok
yang dilakukan di depan kelas, setelah sebelumnya siswa yang bersangkutan
menuliskan jawaban kelompoknya di papan tulis. Setelah selesai presentasi,
kemudian dibuka forum tanya jawab dimana semua siswa berhak mengajukan
pertanyaan dan atau pendapat yang sifatnya mendukung jawaban ataupun menyanggah
jawaban temannya yang presentasi. Setelah tanya jawab selesai, dilakukan sebuah
penyimpulan bersama tentang materi yang dipelajari.
BAB III
Prosedur Penerapan Model Pembelajaran (TTW) di Kelas
A. Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW (think-talk-write)
1) Guru
membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk
pelaksanaannya.
2) Peserta
didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara
individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam masalah tersebut.
Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir
(think) pada peserta didik. Setelah itu peserta didik berusaha untuk meyelesaikan
masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik
dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada bacaan untuk
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.
3)
Guru
membagi siswa dalam kelompok kecil (3 - 5 siswa).
4) Siswa
berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi
catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa
dan kata-kata yang mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi.
Pemahaman di bangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi di harapkan
dapat menghasilkan solusi atas soal yang di berikan.
5) Dari
hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa
jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi)
dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan
itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.
6) Perwakilan
kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta
memberikan tanggapan.
7) Kegiatan
akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang
dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta didik sebagai
perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta
memberikan tanggapan.
B.
Komponen
Pendukung Strategi think talk write
Dalam strategi terdapat beberapa komponen penting yang cukup
berperan dalam memperlancar jalannya strategi think talk write pada
pembelajaran yaitu:
1) Guru yang berkompeten dan profesional.
2) Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran.
3) Buku bacaan yang sesuai dengan topik materi yang diajarkan dengan jumlah
yang banyak dan bervariasi.
4) Beberapa teknik pembelajaran yang mempunyai peranan cukup penting
dalam terlaksananya strategi think talk write dalam pembelajaran, agar
dapat tercapai tujuan yang telah ditentukan.
Peranan dan tugas guru
dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW ini, sebagaimana yang di
kemukakan Silver dan Smith (dalam Yamin, 2008:90) adalah:
1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan,
menantang setiap siswa berpikir.
2) Mendengar secara hati-hati ide siswa.
3) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.
4) Memutuskan apa yang di gali dan di bawa siswa dalam diskusi.
5) Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi
persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa
berjuang dengan kesulitan.
6) Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan
memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
C. Teknik Penyampaian Strategi think talk write
Telah
dipaparkan di atas bahwa strategi think talk write ini tidak semata-mata
mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis, namun teknik pengajarannya
dengan bantuan penggunaan teknik pengajaran yang lain, antara lain ceramah,
diskusi, tanya jawab, resitasi dan lain-lain. Namun tetapi model atau metode
pembelajarannya menonjolkan aspek kecepatan siswa dalam beraktivitas (
berpikir, berbicara, menulis dll ).Teknik-teknik yang bisa di gunakan sebagai
pengantar pelaksanaan strategi think
talk write dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
·
Diskusi
·
Ceramah
·
Resitasi
(pemberian tugas)
·
Tanya
jawab
·
Penemuan
Untuk memilih teknik mana yang akan digunakan sebagai pengantar
pelaksanaan strategi think talk write
ini, tentu saja harus di perhatikan dan menjadikannya sebagai acuan pada syarat
pemilihan metode atau teknik yang ada,agar tujuan pembelajaran yang telah di
tetapkan sebelumnya dapat di capai dengan maksimal.Jika dilihat dari alokasi
waktu yang rata-rata di berikan oleh sekolah atau madrasah yakni hanya dua jam
pelajaran tiap kali pertemuan,maka teknik yang baik di gunakan sebagai
pengantar strategi think talk write ini antara lain; Diskusi, Resitasi, Tanya
jawab, Penemuan.
D. Manfaat Strategi think talk write dalam Pembelajaran
Sedangkan
manfaat dari strategi ini adalah sebagai berikut:
1) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat
membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman
konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan tau
mendiskusikan pemikirannya dengan temannyasehingga siswa saling membantu dan
saling bertukar pikiran. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi
yang di ajarkan.
2) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat melatih
siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis
sehinnga siswa akam lebih memahami materi dan membantu siswa untuk
mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
E. Kelebihan dan kelemahan Strategi
think talk write
Kelebihan
dari Strategi think talk write
ini adalah mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, Ia juga
mengarahkan visualisasi, untuk lebih rinci, tanpa menyebutkan satu tekniknya
akan di uraiakan sebagai berikut :
1)
Mengembangkan
pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
2)
Dengan
memberikan soal open ended dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan
kreatif siswa.
3)
Dengan
berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa secara aktif
dalam belajar.
4)
Membiasakan
siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan dengan diri
mereka sendiri.
Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah :
1) Kecuali kalau soal open ended tersebut dapat memotivasi, siswa di
mungkinkan bekerja sibuk.
2) Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kmampuan
dan kepercayaan, karena di dominasi oleh siswa yang mampu.
3) Guru harus benar – benar menyiapkan semua media dengan matang agar
dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami kesulitan.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
makalah ini adalah :
1.
Metode pembelajaran
think-talk-write adalah sebuah pembelajaran yang di mulai dengan
berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi),
hasil bacaannya di komunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian
membuat laporan hasil presentasi.
2.
Prosedur penerapan metode think-talk-write
dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a.
Think
Yaitu tahap dimana siswa melakukan proses berfikir
dari suatu teks atau bacaan kemudian menuliskan apa yang ia ketahui dan tidak
diketahunya serta langkah-langkah penyelesaian masalahnya.
b.
Talk
Yaitu tahap dimana siswa dibagi dalam sebuah kelompok kecil
dimana siswa melakukan proses komunikasi dan bertukar pendapat dengan siswa
lain mengenai masalah atau ide yang diperoleh pada tahap think.
c.
Write
Yaitu tahap
dimana siswa melakukan hasil konstruksi ide yang ia dapat dari tahap talk dalam
bentuk tulisan.
3.
Manfaat metode
think-talk-write adalah siswa dapat melatih serta meningkatkan kemampuan
berfikir, berbicara, serta menulisnya.
B.
SARAN
Karena metode ini dapat membuat
sebagian siswa yang dibawah rata-rata menjadi kurang percaya diri, maka
hendaknya seorang guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengugkapkan
gagasanya dalam bahasa dan cara mereka sendiri sehingga siswa akan lebih
percaya diri dan kreatif.
ass..
BalasHapusmet mlm sis..
aku mau tanya dong, itu dapet refrensinya dari buku apa aja ya (judul bukunya) soalnya saya jg lg cari refrensi buku tntang TTW tp blm dpt2, mohon bantuannya. makasih :)
aku mau minta tolong dong. tolong kasih tau referensi bukunya tentang TTW soalnya aku lagi nyusun skripsi tentang TTW. mohon bantuannya ya:) terimakasih
BalasHapusskripsi saya tentang TTW, tolong dong share buku2 tentang metode TTW..
BalasHapusskripsi ttg ttw nya udh selesai belum bro?
Hapuskak, tolong di share ya referensi buku tentang TTW karena saya lagi nyusun skripsi tentang TTW . makasih :)))
Hapusnyari bukunya belom nemu-nemu, tolong dong buku tentang metode ttw di share soalnya sy mau menggunakan metode itu untuk skripsi, terimakasih
BalasHapus